B i e n v e n u e:): November 2013

Kalau ditanya cita-cita, setiap anak SD bahkan kita dulu jawabannya adalah jadi Dokter, atau Polisi atau Pilot dan sebagainya. nah, percaya gak? kalo itu bisa berubah. sekarang anak SMA atau anak kuliahan kalo ditanya cita-cita jawabannya adalah "mau jadi orang sukses" (dengan kelebihannya sekarang) atau "mau naik haji sama orang tua" entahlah, kenapa itu bisa berubah.

Tidak hanya mereka, saya pun seperti itu. saat kuliah ditanya oleh dosen Character Building/Pengembangan Kepribadian ditanya "apa keinginan kamu dalam jangka panjang?" jawabannya adalah kedua jawaban diatas. Begitu juga dengan teman-teman, tapi lebih dominan dengan jawaban ke 2, karena apabila kita sudah bisa berangkat sekaligus membiayai orang tua naik haji/umroh itu sudah pasti kita "sukses", yagak?. tapi ada yang ganjil disini, saat SD ditanya cita-cita, kenapa saat Kuliah pertanyaannya berubah menjadi keinginan jangka panjang? hmm.

Tapi kalau semua keinginan itu didahului dengan orang lain bagaimana? haruskah senang atau sedih?

setahun yang lalu, rumah saya atau lebih tepatnya rumah ayah saya kedatangan tamu yang memberikan kabar gembira bagi ayah dan ibu saya. "saya di perintah oleh bu ......, kalau bapak sama ibu harus segera bikin paspor. karena pada bulan Maret bapak sama ibu diajak bu...... untuk berangkat umroh bareng dan dibiayai oleh bu......," waaaah betapa bangganya ayah dan ibu saya. terutama saya.

seneng sekali rasanya denger berita itu, sedih yaa karena bukan saya yang membiayai. akhirnya mereka bisa kesana. Alhamdulillah Wasyukurillah.

Rasanya memang sudah pantas mereka kesana, sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Tidak perlu saya ceritakan, apa hubungan ibu tersebut dengan ayah dan ibu saya. saya hanya ingin memberikan pengalaman mereka dan keindahan atas kebesaran-Nya langsung di rumah-Nya.